Jumat, 15 Juni 2012

Tingalan Jumenengan

Tepat tanggal 15 Juni 2012, Kraton Kasunanan Surakarta mengadakan Tingalan Jumenengan. Apakah itu? Dalam bahasa Indonesia, Jumenengan itu artinya peringatan peristiwa penobatan Raja atau Ratu yang memerintah kekerajaan itu. Dan dalam situasi ini, Raja yang memerintah Kraton Kasunanan Surakarta adalah Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakoe Boewono (SISKS PB) XIII Hangabehi. Mungkin dari sebagian kalian ada yang mengira bahwa Raja Kraton Kasunanan Surakarta bukanlah Hangabehi, melainkan Tedjowulan. Hal itu tidak sepenuhnya salah karena sebelumnya Kraton Kasunanan dibingungkan dengan adanya dua Raja yaitu Hangabehi dan Tedjowulan. Namun setelah 8 tahun berpisah, akhirnya pada tanggal 16 Mei 2012 Kedua "Raja" tersebut bersatu dan menjadi dwitunggal. Sebagai Raja Utama adalah Hangabehi, sedangkan Tedjowulan menjadi Wakil Raja yang bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Panembahan Agung (KGPA).

Klik Untuk Melihat

PakuBuwono XII Hangabehi beserta Wakilnya, Tedjowulan


Kembali lagi kepada Jumenengan, acara sakral ini harus dilakukan rutin setiap tahun oleh pihak Kraton karena apabila tidak maka ada kepercayaan bahwa Raja yang menduduki tahta tersebut akan dihukum oleh para leluhur. Sehingga walaupun saat ini pihak Kraton terpecah "lagi" antara pihak yang pro dengan pihak yang kontra terhadap terjadinya rekonsiliasi Raja Kraton, acara Jumenengan tetap dilakukan sesuai pada waktunya. Acara Jumenengan sendiri selalu ditandai dengan pemberian gelar kepada sejumlah tokoh serta abdi dalem. Dan pada Tahun ini, setidaknya ada 400 orang yang menerima gelar kebangsaan. Salah satunya adalah Jokowi yang dianggap sebagai tokoh yang memfasilitasi rekonsiliasi Raja Kraton. Namun, pada akhirnya Jokowi menolak pemberian gelar tersebut karena merasa dirinya tidak mempunyai jasa apapun terhadap Kraton Kasunanan Surakarta.

Klik Untuk Melihat

Salah satu penerima Gelar Bangsawan, Hercules Rosario Marshal

Jumenengan juga dilalui dengan melakukan ziarah ke makam imogiri yaitu makam para Raja serta Leluhur Kraton Kasunanan Surakarta. Selain itu, Tarian Bedaya Ketawang, tarian sakral yang menjadi salah satu syarat dalam pelaksanaan jumenengan juga telah disiapkan. Bahkan para penari sudah berlatih dan dipingit beberapa hari sebelumnya.

Klik Untuk Melihat

Tari Bedaya Ketawang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Komentar Komentar, Gratis tanpa dipungut biaya.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...