Rabu, 05 Desember 2012

Diego Mendieta dalam Sepak Bola Nasional

Diego Mendieta. Pemain Sepak Bola asal Paraguay yang musim lalu bermain untuk Persis Solo telah meninggal Dunia pada hari Selasa, 4 Desember 2012. Beliau mengembuskan napas terakhir di usia 32 tahun karena CMV (cytomegalovirus) yang menyerangnya sejak November lalu. Penyerang asal Paraguay itu awalnya didiagnosis menderita sakit tifus. Beliau meninggalkan kisah yang pilu dalam keadaan carut marutnya keadaan persepakbolaan Tanah Air. Hal utama meninggalnya beliau mungkin memang penyakit yang diderita, namun hal itu juga didukung oleh nasib "sial'nya dengan bermain di Liga Indonesia yang sedang masuk dalam fase buruk hingga menimbulkan faktor psikologis dalam dirinya.

RIP Diego Mendieta

Mungkin sebagian besar pengamat sepak bola sudah mengetahui bagaimana kabar terakhir mengenai Diego Mendieta. Pemain yang tidak mendapatkan haknya sebagai pemain profesional selama 4 bulan. Jumlah yang cukup besar yaitu 120 juta, yang sebenarnya ingin digunakan Diego untuk pulang kampung ke tanah kelahirannya. Namun, setelah sekian lama mengemis ke manajemen dan tidak digubris dengan alasan klub sedang dalam krisis dana, akhirnya Diego jatuh sakit. Beliau dikabarkan masuk rumah sakit berulang kali, bahkan hingga berpindah rumah sakit untuk mendapat perawatan yang lebih memadai dikarenakan penyakit yang menyelimuti Diego bisa dikategorikan cukup parah.

Sungguh miris, karena gaji yang belum didapatkan tersebut membuat Diego tidak bisa membayar biaya administrasi Rumah Sakit. Untung saja pendukung setia Persis Solo yaitu Pasoepati langsung bergerak dengan menggalang dana untuk membantu kesulitan Diego Mendieta. Dan dalam keadaan yang kronis, Diego sempat mengatakan "Aku gak minta gaji full, aku cuma minta tiket pesawat biar bisa pulang. Ketemu mama dan mati di negara saya". Sebuah keinginan yang menggetarkan hati terucap dari bibir seorang Pemain Profesional SepakBola Indonesia. Dan semua itu memang tercapai, Diego mendapat gaji full plus tiket pesawat ke Paraguay, Beliau akan bertemu dengan keluargamya. Namun, dalam keadaan tak bernyawa. Apakah memang harus seperti ini? Mengabulkan permintaan seseorang setelah mereka tiada?  Lalu kemanakah kalian selama Diego Mendieta masih hidup?

Bagi pemain SepakBola, Bermain di sebuah klub adalah penghasilan utama mereka. Mereka rela bermain selama 90 menit menghadapi musuh dengan penuh semangat untuk memperjuangkan Klub yang mereka bela. Namun ingatkah pepatah "Air Susu dibalas dengan Air Tuba" ? Mungkin ini yang bisa menggambarkan kejadian diatas. Pemain rela berkorban untuk kemajuan klub, namun pihak klub seakan enggan untuk memperjuangkan hak mereka. Mungkin memang benar adanya kalau mereka krisis dana, belum bisa membayar sisa hak para pemainnya. Namun, kenapa itu terjadi di tengah kompetisi. Seharusnya sejak awal, Klub sudah mempertimbangkan segala bentuk yang akan terjadi dari awal kompetisi hingga akhir kompetisi. Apabila memang mereka tidak kuat dalam masalah dana, seharusnya mereka mencari dana yang cukup sebelum mengontrak pemain atau lebih baik tidak mengikuti kompetisi.

Seharusnya, kejadian ini menjadi pembelajaran untuk seluruh klub di Tanah Air ini. Untuk tidak bermain-main lagi dengan kehidupan pemain SepakBola. Cukup mereka yang bermain untuk klub dan anda membayar hak mereka sesuai waktu dan kontrak. Jangan membuat Dunia memandang Indonesia karena berita seperti ini, hingga ada kabar bahwa FIFPro atau Asosiasi Pemain Sepakbola Profesional Dunia akan mengadukan masalah ini ke FIFA. Aku pribadi setuju akan tindakan FIFPro, bawa masalah ini ke Lembaga tertinggi Sepakbola Dunia. Buat mereka tau dengan keadaan Sepakbola Negeri ini, dan mengambil tindakan untuk setidaknya mengembalikan Indonesia ke jalur yang benar. Tanpa Penunggakan, Tanpa Kematian.

Sedih. Hal itu yang aku rasakan setelah mendengar kematian Diego Mendieta. Walaupun aku tidak mengenal secara pribadi akan sosok beliau, namun aku bisa merasakan penderitaan entah fisik atau psikologis yang beliau alami sebelum kematiaannya. Sebuah kisah yang ironi dimana keinginannya bisa terwujud setelah meninggal dunia. Saat sudah tidak bisa merasakan apa-apa lagi. Semoga kematian Diego Mendieta ini bisa membuat Indonesia tergugah, bahwa pemain Sepakbola juga butuh uang untuk hidup. Mereka hidup bukan hanya untuk bermain sepakbola, namun dari Sepakbola lah yang membuat mereka bertahan hidup. Jadi segera perbaikilah Persepakbolaan Indonesia untuk kembali menjadi ladang kehidupan yang pantas untuk para pesepakbola Profesional. #RIPDiegoMendieta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Komentar Komentar, Gratis tanpa dipungut biaya.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...