Kamis, 20 Desember 2012

AAI untuk Mahasiswa Muslim Part 1

Yak, dalam kesempatan ini aku akan menuliskan apa pendapatku mengenai AAI yang ada di kampusku. Hal ini sebenarnya adalah tugas akhir dari AAI, namun rasanya kurang lengkap apabila opiniku mengenai AAI hanya dibaca oleh para penilai saja. Maka dari itu, di sinilah akan aku tulis kembali semua yang aku rasakan dalam AAI. Yang namanya tugas ya, pasti aku tulis yang positif-positifnya saja, biar mendapat nilai yang bagus. Hehe. Namun, jujur saja, kegiatan AAI memang sangat bermanfaat bagi para mahasiswa muslim.

Kelompok AAI

AAI (Asistensi Agama Islam) sendiri adalah kegiatan keagamaan yang ada di kuliah, salah satunya di kampusku yaitu UNS. Kegiatan ini berperan dalam penentuan nilai agama islam di perkuliahan untuk semester awal. Walaupun sebenarnya hasil akhir dalam penilaian mata kuliah agama islam tetap ada di tangan dosen yang mengampu. Namun, walaupun Asistensi tidak berperan penuh dalam penentuan nilai mata kuliah, setidaknya kegiatan ini membantu mahasiswa untuk mendapatkan nilai-nilai yang “sesungguh”nya mengenai Agama Islam.

Sebenarnya, perpaduan antara mata kuliah Agama Islam dengan AAI ini sangat bagus. Apabila mata kuliah Agama Islam lebih mengarah ke arah teori, di mana mahasiswa lebih banyak mendengarkan materi dari dosen. Maka, dalam AAI mahasiswa lebih diarahkan ke prakteknya. Di sini mahasiswa digerakkan untuk berjalan lurus mengikuti arah yang benar. Ada banyak kegiatan yang sangat bermanfaat dalam AAI ini. Walaupun pertemuan asistensinya sebenarnya hanya sekitar 2 jam saja, namun terdapat tugas di luar jam itu yang bagaimana sebagai mahasiswa muslim kita dianjurkan untuk menyelesaikan tugas. 

Pada pertemuan asistensi, terdapat rolingan menjadi MC dan Penyampai tausyiah setiap minggunya. Dari hal ini, maka setiap mahasiswa memiliki kesempatan untuk berbicara walaupun hanya sebatas pada kelompok asistensinya sendiri. Namun, dengan adanya ini, mahasiswa sudah bergerak maju dengan berani menjalankan peran yang aktif sebagai pembicara. Dan bagi mahasiswa yang pada saat itu hanya menjadi pendengar, setidaknya mereka mendapat ilmu yang bermanfaat dari penyampai Tausyiah. Karena setiap minggu, pastinya materi Tausyiah selalu berbeda-beda dan dengan itu semakin menambah wawasan keagamaan mahasiswa menjadi lebih luas. 

Selain dari Tausyiah, mahasiswa juga mendapat tambahan pengetahuan keagamaan dari materi yang disampaikan oleh pembimbing asistensi. Dan bagi yang belum paham mengenai materi itu, inilah kesempatan yang bagus untuk bertanya. Selagi ada kesempatan, pastinya mahasiswa menggunakan waktu itu untuk mengorek semua materi itu hingga benar-benar paham. 

Dalam pertemuan asistensi juga terdapat kegiatan membaca Al-Quran bersama atau biasa disebut tadarusan. Hal ini sangat bermanfaat karena saat ini banyak mahasiswa yang sudah jarang membaca Al-Quran. Atau bahkan ada mahasiswa yang belum bisa membaca Al-Quran dengan lancar. Misalnya saja bacaannya masih banyak yang salah. Tidak sesuai dengan hukum bacaanya. Dan dengan membaca bersama inilah, bisa sekalian belajar membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Bagi yang membacanya belum sesuai, maka akan langsung dikoreksi oleh mahasiswa sekelompoknya atau pembimbing. Sehingga ke depannya diharapkan mahasiswa secara keseluruhan bisa membaca dengan lancar dan mau membaca dengan rutin setiap harinya.

Oke, sekian dulu apa yang aku tulis mengenai AAI. Sebenarnya masih ada lagi, namun rasanya terlalu panjang bila aku tulis dalam satu postingan. Jadi tunggu aja postingan selanjutnya, AAI untuk Mahasiswa Muslim Part 2 :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Komentar Komentar, Gratis tanpa dipungut biaya.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...