AAI untuk Mahasiswa Muslim Part 2

Di hari yang cerah ini, aku akan melanjutkan salah satu dari dua postingan yang masih berhenti di tengah jalan. Yaitu AAI untuk Mahasiswa Muslim Part 1. Sebuah postingan yang bertuliskan pentingnya kegiatan AAI dalam perkuliahan. Berawal dari sebuah tugas akhir, dan timbul niat iseng untuk mempostingnya ke dalam blog fenomenal ini. hehe. 

Kelompok AAI

Selain kegiatan yang ada dalam pertemuan, AAI juga memberikan tugas praktek kepada para mahasiswa untuk menjalankan berbagai kegiatan sunah dalam agama islam. Misalnya solat dhuha, solat tahajud taupun solat berjamaah di masjid. Hal ini tentu sangat berguna bagi diri mahasiswa. Walaupun pada awalnya mereka mengerjakan itu semua karena untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Namun, diharapkan ke depannya mereka akan terbiasa menjalani sunah islam itu dengan ikhlas karena Allah SWT. Dan misalkan terdapat mahasiswa yang belum bisa mengerjakan tugasnya dengan baik, hal itu juga sebagai pembelajaran untuk berbicara jujur. Mungkin saja mahasiswa berkata bahwa mereka sudah mengerjakan semua tugas praktek itu, toh, teman sekelompoknya ataupun pembimbing tidak mengetahui kebenarannya. Namun, sebagai mahasiswa muslim tentu tahu bahwa Allah SWT selalu mengawasi gerak mereka. Sehingga mereka enggan untuk berbohong, dan lebih memilih berkata jujur dan mengakui bahwa mereka belum mengerjakan tugas. 

Setelah semua kegiatan dalam AAI selesai. Maka semua itu akan diakhiri dengan Ujian. Ujiannya dibagi menjadi dua, yaitu Ujian Praktek dan Ujian Teori. Untuk Ujian Praktek sendiri tentunya mengukur sejauh mana mahasiswa bisa mempraktekkan cara ibadah yang benar dalam islam. Karena ujian praktek ini mahasiswa disuruh untuk mempraktekkan gerakan wudhu, solat, membaca Al-Quran dan menghafal surat pendek. Untuk praktek pertama dan kedua, semua mahasiswa sewajarnya bisa melaluinya dengan lancar. Namun, untuk yang ketiga dan keempat terdapat beberapa mahasiswa yang terkendala. Itu karena budaya membaca Al-Quran serta menghafal surat pendek sudah jarang dilakukan. Jadi, diharapkan dengan adanya ujian praktek ini, mahasiswa belajar terlebih dahulu dalam membaca Al-Quran serta berusaha untuk menghafal surat pendek sebanyak mungkin. Sehingga pada waktu ujian semuanya lancar dan setelah ujian pun tentu ada hikmah tersendiri melalui ujian tersebut, yaitu bisa lancar membaca Al-Quran serta bisa hafal banyak surat pendek. 

Kegiatan terakhir dari AAI adalah ujian teori. Di mana mahasiswa digerakkan untuk belajar dari suatu buku di mana materinya akan dipakai sebagi soal dalam ujian akhir tersebut. Tentunya ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Karena dengan embel-embel ujian inilah, mahasiswa akan belajar dengan serius memahami buku yang berisi tentang materi keislaman. Sehingga mahasiswa akan lebih mudah mencerna isi dalam buku itu.

Dari semua kegiatan AAI yang ditulis di atas, tentu bisa dikatakan bahwa Aai sangat bermanfaat dalam pembentukan kepribadian Mahasiswa Muslim. Kepribadian yang islami. Sehingga dalam kehidupan mahasiswa terdapat keseimbangan antara akhirat dan dunia. Karena tentu saja tanpa adanya AAI, dunia mahasiswa kebanyakan hanya berkutat dengan mata kuliah semata. Namun, dengan adanya AAI, mahasiswa diluangkan untuk berkumpul bersama membahas tentang islam, memahami tentang islam dan menjalankan syariat islam. 

Hal itulah yang menjadi dasar betapa pentingnya AAI di dunia perkuliahan saat ini. Namun, semua itu tetap tergantung dalam diri mahasiswa. Seyogyanya, mahasiswa muslim harus berkenan mengikuti AAI dengan sepenuh hati. Sehingga mereka benar-benar mendapatkan manfaat yang ada saat mengikuti kegiatan itu. Selain itu, diharapkan apa yang didapat dalam AAI ini tidak hanya dipraktekkan saat AAI saja. Namun, dipraktekkan kapan pun dan di mana pun. Atau bisa dikatakan terus melekat dalam diri mahasiswa tersebut sebagai penopang untuk terus melangkah ke jalan yang benar.