Selasa, 03 Februari 2015

Tour de Gombong (2)

Hello cuy sekalian. Kembali lagi pada blog sepi ini, adakah yang merindukanku? Haha, tak usah dijawab. Saat ini, masih berusaha mencapai resolusi yang aku tulis pada awal tahun yaitu menulis perjalanan bersama kawan-kawanku, setelah sekian lama tertunda. Akhirnya ada minat lagi untuk melanjutkan cerita yang tertunda dari post berjudul "Tour de Gombong (1)" sebuah perjalanan ke tempat yang dikiranya antah berantah, tapi ternyata yaa sangat menyenangkan. 

Waduk Sempor

Review sedikit dari post sebelumnya, aku bersama tiga orang lainnya, para pemuda yang tak tahu harus ke mana saat liburan, akhirnya memutuskan untuk berkelana ke rumah salah satu teman di daerah gombong. Untuk para ngapakers pasti tau tempat ini. Bermodalkan dua motor dan satu smartphone, kami berangkat dari solo di pagi hari. Jalanan yang hanya menyediakan dua belokan, kanan dan kiri, serta banyak lubang sana sini membuat perjalanan kita lebih berwarna. Setelah 5 jam, akhirnya kita sampai di tempat tujuan disambut oleh satu pria kurus berkacamata yang tak asing di mata kita. Dan tak lama kemudian, hujan turun. Huft.

Oke, lanjut. Sembari menunggu hujan, kita pun rehat sejenak menghilangkan rasa lelah untuk berkelana nanti. Tapi apa daya, hujan turun begitu lama, saking lamanya membuat kita semua jadi mager bahkan hingga hujannya reda di petang hari. Hanya perut lapar lah yang membuat kita beranjak dari rasa malas, tapi sebelum jalan keluar, ada satu kejadian unik nan langka. Salah satu temanku, tiba tiba didekati oleh seekor kucing milik si kurus. Dengan santainya kucing itu berlenggak-lenggok mendekati dia, yah karena kucing terlihat lucu, dia tak berprasangka apapun dan masih bersikap biasa saat kucing nemplok di badannya. Tapi tiba-tiba, tak terasa bagai selang air tanpa keran, kucing itu kencing di badan temenku. Sontak dia kaget dan yang lain joget jari nunjuk ke arah dia sambil ketawa keras. Haha.

Malam harinya, kami berlima pergi mencari makan yaitu nasi goreng. Ya jauh jauh ke gombong, makannya nasi goreng, awalnya sih mikir gitu. Tapi saat makan, wow, rasanya bagai makan nasi yang dikasih bumbu bumbu trus digoreng di wajan, enak banget. Gak nyangka, ternyata nasi goreng di sini rasanya jauh di atas nasgor solo, atau mungkin gegara makannya ditraktir? Entahlah, yang pasti bikin nagih, nyamnyam.

Setelah makan dan sebelum kembali ke persinggahan, kami mampir dulu ke waduk sempor, ya waduk buatan yang cukup besar dan sepi dan gelap dan menakutkan di malam hari ini cukup menghadirkan kesan yang indah di mataku. Cukup bersih tapi sayang tidak semua terlihat jelas karena pada saat itu semua terlihat gelap gulita, dan ngeselinnya si kurus saat perjalanan pulang dilewatin ke jalan yang kecil bagai badannya dan menanjak plus licin. Horor memang, karena jalan itu hanya bisa dilewati satu motor, gak kebayang kalo tiba tiba ada motor lewat dari arah yang berseberangan, kalo yang lewat kuntilanak kan masih gampang, gak perlu mikir langsung tabrak aja. Haha.

Karena masih belum puas dengan pemandangan waduk di malam hari, akhirnya kami datang lagi ke sana di hari berikutnya. Rencana awal di pagi hari sambil beli mendoan, tapi apa daya alarm tak membantu sama sekali. Akhirnya kita berangkat agak siangan, berasa panas emang di waduk, namun cukup terpuaskan dengan pemandangan waduk ini yang luas serta bersih dari tangan tangan jahil. Tak lupa kita sempatkan diri untuk berfoto ria, ya eksis dikit lah. Haha.

Lanjut ke destinasi selanjutnya, rasanya tidak lengkap kalo ke selatan tanpa mampir ke pantai, yap kita menuju pantai menganti. Salah satu primadona di Gombong. Perjalanan ke sana, mashaAllah, sungguh berat. Bagai lagu di ninja hattori, mendaki gunung lewati lembah, berkelak kelok tiada henti. Mending kalo jalannya mulus, ini mungkin saingannya bulan, amburadul. Kanan kiri dihiasi pohon yang masih berdiri kokoh, pohon yang sudah ditebang serta pohon kokoh yang sedang ditebang. Cukup lama perjalanan ini, hingga akhirnya motor berhenti, kita sampai. Wow, badan lelah kembali segar. Pantainya keren, masih sepi pengunjung dan banyak diduduki nelayan beserta pasangannya kapalnya. Banyak sekali kapalnya, sempat berpikir, bagaimana bisa maen air kalo penuh dengan kapal? Baru saja turun ke pantai, keraguanku langsung terjawab, kita melihat salah satu spot pantai yang benar-benar sepi. Rasa-rasanya masih perawan , walaupun cukup jauh tapi dengan penuh gagah berani kita arungi itu.

Banyak pemandangan indah di dalam perjalanan kita, terdapat prasasti entah apa isinya aku lupa, toilet outdoor ada wc jongkoknya tapi tidak ada temboknya, tebing tebing tinggi disertai gemericik air, perkebunan, serta laut yang indah. Puluhan menit kita jalan kaki dan sampailah pada pantai perawan yang aku maksud tadi, tak ada orang hanya kita. Bermain sepuasnya, seperti pantai pribadi, tetapi karena bawaan pakaian yang minim kita tak bisa bermain air dengan puas. Hanya berada di bibir pantai, memanfaatkan pemandangan untuk foto, sesekali menginjak air pantai atau tiduran di pasir yang sangat lembut. Beberapa jam kita di sana hingga lelah dan tersadar, waktunya pulang. Cukup puas berada di gombong, menimbulkan kesan yang baik serta membuat berpikir, "Suatu saat aku akan ke sini lagi."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Komentar Komentar, Gratis tanpa dipungut biaya.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...